Jumat, 14 Oktober 2011

Bahasa Indonesia Bisa Menjadi Bahasa Dunia.... Why Not..?




Matt Mullenweg yang punya WordPress mengatakan Bahasa Inggris merupakan bahasa terbesar pertama di situs wordpress dan bahasa Indonesia menduduki urutan ke tiga setelah bahasa Spanyol".
Dari pernyataan tersebut bukanlah hal yang mustahil suatu saat Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia yang digunakan sebagai bahasa  internasional, karena hal ini ditunjang pula lebih dari 50 negara telah mempelajari dan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Apalagi negeri Kanguru (Australia), di negeri ini hampir semua sekolah diwajibkan untuk mengajarkan Bahasa Indonesia.
Kita sebagai Bangsa Indonesia sekaligus  pemilik Bahasa Indonesia harus bangga karena bahasa kita dipelajari bangsa lain.

Selasa, 11 Oktober 2011

Jika Anak dibesarkan dengan........



Jika Anak dibesarkan dengan........

Anak yang baru lahir seperti kertas putih yang belum tertoreh tinta apapun.....
Maka berhati-hatilah kita dalam mendidik dan menumbuh kembangkan anak kita....
Ada tulisan menarik bagi saya tatkala berselancar mengarungi dunia maya.....  tulisan   yang membuat mata dan hati ini terhenyak.... ya inilah kiranya suatu arahan dari Dorothy Law Nolte yang bisa jadi  pedoman bagi kita dalam mendidik anak... mangga disimak.....


If a child lives with criticism, he learns to condemn
(Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar menyalahkan)

If a child lives with hostility, he learns to fight
(Jika anak dibesarkan dengan kebencian, ia belajar berkelahi)

If a child lives with ridicule, he learns to be shy
(Jika anak dibesarkan dengan ejekan, ia akan tumbuh rendah diri)

If a child lives with shame, he learns to feel guilty
(Jika anak sering dipermalukan, ia akan menyalahkan diri sendiri)

If a child lives with tolerance, he learns to be patient
(Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar bersabar)

If a child lives with encouragement, he learns to be confident
(Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri)

If a child lives with praise, he learns to appreciate
(Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar menghargai)

If a child lives with fairness, he learns justice
(Jika anak dibesarkan dengan keadilan, ia akan belajar berbuat adil)

If a child lives with security, he learns to have faith
(Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar memiliki keyakinan)

If a child lives with approval, he learns to like himself
(Jika anak dibesarkan dengan persetujuan, ia akan belajar menyukai diri)

If a child lives with acceptance and friendship, he learns to find love in the world
(Jika anak dibesarkan dengan penerimaan dan persahabatan, ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan)

Anak adalah amanah dan anugerah yang terindah... torehkanlah tinta emas yang kan membuat dia menjadi manusia berakhlakul karimah......



Sabtu, 08 Oktober 2011

MANA YANG HARUS DIRENOVASI DALAM REFORMASI PENDIDIKAN



MANA YANG HARUS DIRENOVASI DALAM  REFORMASI PENDIDIKAN

Mengumpamakan reformasi pendidikan dengan mobil, sopir, penumpang, jalan raya serta lingkungannya, dan tempat yang hendak dituju dalam sebuah perjalanan tidaklah dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi pendidikan kita semua tahu mereformasi pendidikan bukan suatu upaya yang sederhana. Pengibaratan itu hanya sebatas maksud untuk menvisualisasikan isu-isu pokok dalam pendidikan.


a) Jalan Raya dan Lingkungan Pendidikan
Sebuah “real estate” yang bonafit, bijaksana dan berpandangan kedepan, sebelum ia membangun rumah, bahkan sebelum melakukan pemasaran, ia membuat sarana jalan, menyiapkan jaringan listrik, telepon, saluran air, dan saluran pembuangan limbah kotoran manusia, serta menata lingkungan sekitarnya supaya kellihatan serasi, menarik, nyaman, dan aman. Bahkan ada yang mengundang publik untuk menyampaikan saran-saran perbaikan.
Jalan raya dan lingkungan yang asri,aman nyaman dan terkendali, dalam konteks pendidikan, dapat diibaratkan sistim makro yang langsung atau tidak langsung terkait untuk mengembangkan mutu dan pelayanan serta hasil pendidikan. Sistim politik, kebijaksanaan ekonomi dan keuangan, ekspor-impor, perpajakan, kerjasama luar negri. Rekrutmen kerja sama termasuk pemimpin, sistim inpasi dan pengajuan, pengembangan staf dan karir, dan sistim nilai sosial budaya, merupakan jalan raya dan lingkungan pendidikan. Pendidikan seharusnya disadari sebagai hasil investasi bangsa, sebuah investasi mestinya disepakati lebih penting daripada investasi dalam bidang manapun. Bagaimana mungkin pendidikan Indonesia dapat berkembang jika kebijakan dan prakatek di tanah air sebagaimana yang diilustrasikan oleh Editorial Media (3 Mei 2001) :
“Pendidikan di Indonesia adalah dunia yang sepi dan terbuang. Ia seperti ditakdirkan untuk menderita sendirian dan menanggung kemasyghulan dari penguasa satu ke penguasa yang lain… Yang amat menyedihkan, di republik ini dalam kesulitan ekonomi paling gawat sekallipun, politik selalu bisa dengan mudah menarik orang ramai untuk mendanainya. Sementara itu pendidikan dalam keadaan ekonomi amat bagus sekalipun, dia tetap dalam kepapan”.
Tak kurang pentingnya adalah kebijakan dalam merekrut tenaga kerja baik di sektor pemerintah dan swasta. Kebijakan dan praktek rekrutmen yang lebih terkesan kolusi dan nepotisme sungguh merupakan penyakit kanker yang mematikan pendidikan. Seorang lulusan pendidikan tidak perlu lagi berbekalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terpuji untuk mendaptkan pekerjaan. Sebaliknya lulusan dengan hasil yang baik, tidak pernah yakin akan mendapatkan pekerjaan yang ia minati. Sistim dan praktek rekrutment tenaga kerja kurang lebih cenderung menggunakan pendekatan personal dari pada kemampuan profesional, langsung atau tidak langsung ikut menjatuhkan kualitas pendidikan, juga langsung atau tidka langsung telah menghambat pembaharuan pengajaran yang terjadi di Sekolah dna kelas. Dalam jangka panjang akan ikut juga memerosotkan “Strong determination to succeed” atau tekad untuk berhasil. Padahal seperti yang dikemukakan oleh De Boro, tekad yang kuat untuk berhasil inilah yang membawa Singapura menjadi salah satu Negara di dunia yang sangat berhasil.
Pentingnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah semata-mata berasal dari pendidikan sendiri, tapi lebih banyak dan kuat berasal dari lingkungan sekitar
Lemahnya dukungan terutama dukungan politik, kurangnya kaitan antara kebijakan di bidang ekonomi, keuangan, investasi, perpajakan, rekrutmen tenaga kerja, sistem upah dan penggajian, pengembangan karir, dengan pendidikan itulah yang menjadi faktor mengapa mutu pendidikan di Indonesia sukar untuk berkembang


b) Pengemudi Pendidikan
Guru dan kepala sekolah adalah pengemudi pendidikan di lapangan. Semestinya mereka ini direkrut dari calon pengemudi yang berbakat, cerdas, dan bertanggung jawab.
Pembaharuan pengemudi pendidikan harus dilakukan jika mutu pendidikan akan ditingkatkan. Harus ada keputusan politik, keuangan dan anggaran dan ketenaga-kerjaan yang dimaksudkan untuk menjaring dan menyaring calon tenaga pendidikan. Ketika kebijakan pembuatan “Tunjangan Ikatan Dinas (TID)” kepada calon Guru diberlakukan, maka Indonesia mampu merekrut calon Guru yang berbakat dan berkemampuan akademik yang baik.
Rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan instruksi guru dengan tingkat pedagogical dan life skills yang tinggi merupakan tanggung yang besar bagi suatu bangsa. Profesi suatu guru harus diduduki oleh mereka yang mempunyai pribadi terpuji dan merupakan “Role models” bagi kaum muda.
Pilihan untuk perbaikan sesunguhnya sudah jelas jika kita berkaca pada pengalaman masa lalu. Dukungan untuk emmeprkuat lembaga pendidikan guru hendaklah dijadikan prioritas Nasional. Melalui TID akan terjadinya lulusan yang terbaik yang berminat untuk meneruskan kelembaga pendidikan guru.
Kebijakan ini akan melahirkan guru-guru dan kepala sekolah yang tangguh. Dair merekalah kita berharap pembaharuan pendidikan, terutama pembaharuan pembelajaran yang terjadi. Dari mereka pulalah kita dapat berharap untuk melahirkan lulusan atau SDM yang juga bermutu tinggi. Dengan SDM yang bermutu tinggi ini pulalah Indonesia membangun dan mengembangkan sector industri, perdagangan, pertanian, dan jasa yang tangguh yang pada gilirannya akan meningkatkan GDP dan GNP rakyatnya. Membenahi jalan raya dan lingkungan, serta mendidik dan melatih para pengemudi seharusnya menjadi prioritas utama. Idealnya, bahkan lebih tinggi skalanya dari pada sektor-sektor lainnya.


c) Mobil
Dengan jalan raya dan lingkungan yang kondusif dan pengemudi yang tangguh maka dengan mobil (kurikulum, bahan ajar, dan tehnik serta media pembelajaran). Seandainyapun kita masih dapat berharap penumpangnya akan sampai ke tempat tujuan. Artinya jika dukungan politik dna kebijakan makro yang diambil oleh pemerintah itu mendukung, dan guru-guru kita di rekrut dengan cara yang frofesional, maka betapapun belum sempurnyanya kurikulum, kita masih dapat berharap akan terjadi pembaharuan yang positif dan signifikan pada anak didik kita.
Sopir (guru) yang handal bahkan ada kalanya mampu memperbaharui mobil (kurikulum) yang ia bawa. Sementara itu, sesuai dengan kemampuan ekonomi secara bertahap kita mulai meng-upgrade mobil (kurikulum, bahan ajar, dan media pembelajaran) yang ada dan dengan semakin membaiknya ekonomi- keuangan, kita mampu membeli mobil-mobil baru (kurikulum baru) yang lebih canggih.
Bukankah pengalaman telah mengajarkan kepada kita walaupun mobil (kurikulum, bahan ajar, dan tehnik serta media pembelajaran) yang ada telah kita upgrade berkali-kali, namun dengan kemampuan para pengemudinya (guru, kepala sekolah) yang terbatas, hingga saat ini kita belum menyaksikan hasil yang kita harapkan.


d) Penumpang dan Tujuan
Penumpang terpentign pertama adalah anak didik. Penumpang kedua terpenting adalah orang tua murid, dan yang terpenting ketiga adalah pemakai lulusan. Supir (guru) yang bijak dan mobil (kurikulum, bahan ajar, dna tehnik serta media pembelajaran) yang bagus harus membawa ketiga jenis penumpang ini bersama-sama dalam satu mobil.
Lahirnya gagasan yang diberi nama dewan pendidikan, komite sekolah, manajemen berbasiskan sekolah (MBS), pada dasarnya dimaksudkan agar dialog yang sehat, konstruktif dan produktif dapat terjadi. Anak didik, orang tua dan pemakai lulusan (penumpang) berharap agar guru (pengemudi) dengan kurikulum., bahan ajar, dan tehnik serta media pembelajaran (mobil) yang dipercayakan kepadanya harus mampu memberikan layanan yang memuaskan dari segi intelektual, fiskal, emosional, sosial dan spiritual. Dimensi spektif pengembangan perasaan, harus mendapatkan perhatian lebih besar.
Belajar tidaklah terkait dengan aspek intelektual semata-mata, tapi harus dikaitkan pula dengan tindakan yang prkatis dan peluang untuk mencurahkan perasaan pribadi ke anak didik.
Aspek pendidikan harus lebih jauh dari sekedar mengajarkan hal-hal yang rasional, namun tanpa menjadikan mereka mahluk yang irrasional.
Perasaan dan emosi merupakan bagian yang terpenting dalam perkembangan watak manusia dan karenanya menjadi bagian yang sentral dalam pendidikan. Imajinasi dan intelek sam pentingnya, saling isi mengisi, dan slaing membutuhkan. Pendidikan harus mampu melengkapi anak didik untuk mengatasi mamsalah yang timbul akibat hati dan pikiran yang sempit.
Lembaga pendidikan bekerja sama dengan masyarakat dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan lainnya, patut memberikan dukungan kepada warga dari berbagai kelompok umur dalam membangun relasi sesamanya secara positif dan bermanfaat. Membangun hubungan dalam diri sendiri secara positif dan sehat juga tak kurang pentingnya.
Pendidikan harus mampu menjadikan setiap anak didik menjadi calon pemimpin untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Goh Cok Tong, Perdana mentri Singapura, seorang pemimpin yang baik harus mempunyai 5 C yang andal yaitu : character atau sifat dan tabiat, capability atau kemampuan profesional, compassion atau perasaan haru, simpati, tidak tega melihat kesusahan, penderitaan, kemelaratan, dan kebobrokan keduniaan (termasuk KKN), conviction atau pendirian yang teguh, tidak mencla mencle, dan commitmen atau tekad untuk menempati janji, ikrar, atau sumpah ketika ia dilantik sebagai pemimpin.
Sekali lagi, pendidikan dengan basis yang kuat snagat diperlukan untuk mengjhasilkan warga dan calon-calon pemimpin sebagaimana digambarkan oleh perdana menteri Singapura. Ingatlah kembali ungkapan masyarakat Afrika yang kemudian dikutif oleh Hillary Clinton : “It takes an empire village to educate a single child”. Secara tersurat dan tersirat ucapan ini berada dalam lahirian berbasis luas.
sumber  : http://massofa.wordpress.com

Sabtu, 24 September 2011

Unduh Peraturan

Peraturan

Untuk melihat dan mendapatkan file-file lengkap tentang 8 Standar Pendidikan anda tinggal klik  :

Standar Tenaga Laboratorium Sekolah, klik disini
Standar Pengelolaan Pendidikan silahkan klik disini. lampirannya klik disini
Standar Kompetensi Lulusan, silahkan klik disini
Standar Kompetensi Guru, klik disini , lampirannya klik disini
Standar Kepala Sekolah, klik disini
Standar Penilaian, klik disini
Standar Tenaga Administrasi Sekolah, klik disini
Standar Pembiayaan, klik disini
Standar Proses, klik disini
Standar Sarana dan Prasarana, klik disini
Standar Konselor, klik disini
Standar Tenaga Perpustakaan, klik disini

Untuk mengunduh file peraturan pendidikan lainnya :
UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, klik disini
PP no 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, klik disini
Pedoman SPM, klik disini
UU Guru dan Dosen, klik disini
PP no 74 tentang Guru, klik disini
PP no 53 tentang Disiplin PNS, klik disini
Permendiknas no 39 tentang Beban Kerja Guru, klik disini
Kode etik Guru Indonesia, klik disini
Panduan sistem SKS untuk sekolah, klik disini

Jumat, 23 September 2011

Definisi Pendidikan dan Sistem Pendidikan



Definisi Pendidikan dan Sistem Pendidikan

A.    Definisi Pendidikan
Pengertian pendidikan yang dikemukakan para ahli batasannya sangat beranekaragam. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
Berikut ini beberapa pengertian pendidikan yang dapat menjadi rujukan bagi kita.
Pendidikan dari segi bahasa dapat diartikan perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya (Poerwadarminta, 1991:150).
Pendidikan dari segi istilah kita dapat merujuk kepada berbagai sumber yang diberikan para ahli pedidikan. Dalam Undang-Undang sistem pendidikan Nasional (UU RI No. 20 th. 2003, pasal 1) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Menurut M.J. Langeveld (1999) pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan segaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan-tindakannya menurut pilihannya sendiri.
Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), fikiran (intellect) dan dan tumbuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras.
John Dewey mewakili aliran filsafat pendidikan modern merumuskan Education is all one growing; it has no end beyond it self, pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya.
Noeng Muhadjir merumuskan pendidikan sebagai upaya terprogram dari pendidik membantu subyek didik berkembang ketingkat yang normatif lebih baik dengan cara baik dalam konteks positif (Muhadjir, 1993:6).
Zamroni memberikan definisi pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal (Zamroni, 2001:87)
Dari pengertian  tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal.

Istilah pendidikan dalam Islam berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda dengan kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta’lîm) berbeda pula dengan istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya manusia. Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inhern dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm dan ta’dzîb yang harus dipahami secara bersama-sama.
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara sesuai dengan ajaran Islam. Rumusan ini sesuai dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang dikutip Azra bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan fisik dan psikis siswa dengan bahan-bahan materi tertentu dengan metoda tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu sesuai dengan ajaran Islam.

B.     Sistem Pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam di Indonesia
Pengertian sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat (Darmoyo, 2008).
Pengertian sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan di Indonesia secara umum dikelola oleh dua lembaga kementrian yaitu Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama. Hal ini sebenarnya kurang efektif mengingat ada dualisme dalam pengembangan pendidikan walaupun secara teori ada koordinasi antara dua kementrian tersebut namun tidak menutup kemungkinan ada dikotomi dan perbedaan – perbedaan lain dalam kebijakan.
Dalam pendidikan Islam Sistem pendidikan Islam dapat diartikan  suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam.
Mengacu pada pengertian sistem tersebut dalam kurikulum Kementrian Agama terdapat penambahan beban belajar bagi  siswa dengan adanya muatan pendidikan Islam yang lebih dari lembaga pendidikan yang bernaung pada Kementrian Pendidikan Nasional.

Kamis, 22 September 2011

Manfaat Buah Alpukat



Buah Alpukat atau avokad berasal dari bahasa Aztek yaitu ahuacatl. Buah ini memang berasal dari daerah tempat suku Aztek berasal yaitu di daerah Amerika Tengah dan Meksiko. Awalnya buah ini mulai diperkenalkan oleh Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol, pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat atau avokad mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia.

Tips Cara Memilih Buah Alpukat
Sewaktu Anda pergi ke pasar untuk membeli alpukat, jangan pernah menilai matangnya sebuah alpukat dari warna kulitnya. Jika buah alpukat yang Anda temui berwarna lebih tua atau kecoklatan, belum tentu buah alpukat tersebut telah matang. Cobalah sedikit menekan buah alpukat tersebut. Jika terasa lebih lunak berarti buah itu sudah matang.
Manfaat Alpukat

Hampir setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit.

Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath.

Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut.


Zat Kaya Manfaat dalam Alpukat

Alpukat atau avokad memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Alpukat atau avokad setidaknya mengandung 11 vitamin dan 14 mineral yang bermanfaat. Alpukat kaya akan protein, riboflavin (atau dikenal sebagai vitamin B2), niasin (atau dikenal sebagai vitamin B3), potasium (atau lebih dikenal sebagai kalium), dan vitamin C.

Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik.

Berikut ini penjelasan beberapa zat dalam alpukat atau avokad yang bermanfaat bagi tubuh kita:

Vitamin E dan vitamin A
Vitamin E dikenal sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan kulit. Campuran vitamin E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit. Kombinasi vitamin E dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal, menghilangkan kerut, membuat kulit terlihat muda dan segar.

Potasium atau Kalium
Potasium (dikenal juga sebagai kalium) yang ada dalam alpukat dapat mengurangi depresi, mencegah pengendapan cairan dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah.

Lemak tak jenuh
Dalam alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak jenuh. Lemak ini berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker atau penyakit jantung. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mudah dicerna tubuh sehingga dapat memberikan hasil maksimal pada tubuh. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti bakteri dan anti jamur.

Asam oleat
Asam oleat merupakan antioksidan yang sangat kuat yang dapat menangkap radikal bebas dalam tubuh akibat polusi. Radikal bebas dalam tubuh akan menimbulkan berbagai macam keluhan kesehatan.

Vitamin B6
Vitamin ini berkhasiat untuk meredakan sidrom pra-haid atau pra-menstruasi (PMS) yang umumnya diderita wanita setiap bulan.

Zat Besi dan Tembaga
Zat ini diperlukan dalam proses regenerasi darah sehingga mencegah penyakit anemia.

Mineral Mangaan dan Seng
Unsur ini bermanfaat untuk meredakan tekanan darah tinggi, memantau detak jantung dan menjaga fungsi saraf tetap terjaga. [Majalah Kesehatan]

Masyarakat Indonesia dan Asal Bangsa Indonesia


Masyarakat Indonesia dan Asal Bangsa Indonesia
Posted : 21 September 2011

Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berasal dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat Indonesia adalah sekelompok manusia yang mendiami wilayah Indonesia yang memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Berikut ini beberapa teori tentang asal masyarakat Indonesia yang tentunya menarik bila kita simak.


Teori Awal Tentang Yunan
Teori ini dikemukakan oleh sejarawan kuno sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968)
 Berdasarkan kajian mendalam atas kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di bagian Pasifik disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi) secara bergelombang dari Asia sebelah Utara menuju Asia bagian Selatan.
Mereka ini kemudian mendiami wilayah berupa pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Chili), Taiwan, dan Selandia Baru yang selanjutnya wilayah tersebut dinamakan wilayah berkebudayaan Austronesia. Teori mengenai kebudayaan Austronesia dan neolitikum inilah yang sangat populer di kalangan antropolog untuk menjelaskan misteri migrasi bangsa-bangsa di masa neolitikum (2000 SM hingga 200 SM,
 Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan.
Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum.Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan.

Teori Linguistik
Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan.
 Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’.Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.
 Dalam pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya.. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia.
Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar , hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.

Pendekatan Teori Genetika
Teori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika.  Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’.Teori ini memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik
Dengan menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal dari bangsa Austronesia yang mendiami Kepulauan Formosa (Taiwan).

Teori Sunda
 Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki  menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat). 
Hal senada diungkapkan Prof. Moh. Yamin  menyatakan Asal bangsa Indonesia dari daerah Indonesia sendiri pendapat ini didukung suatu pernyataan tentang Blood Und Breden Unchro yang artinya darah dan tanah bangsa indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
Fosil dan artefak itu lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Asia. Misalnya dengan penemuan manusia purba sejenis Homo soloensis, Homo wajakensis.


Berdasarkan teori - teori tersebut di atas, bisa saja kita menyetujui atau membantahnya  karena kesemuanya baru merupakan teori yang mungkin suatu saat akan ada yang menemukan suatu teori yang baru yang mungkin lebih akurat.


Senin, 19 September 2011

HAKIKAT BELAJAR


HAKIKAT BELAJAR
 
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap dari individu yang dihasilkan dari  latihan atau pengalaman, dan belajar sangat mempengaruhi pembentukan karakter dan perilaku individu.
Berikut ini pendapat dari para pakar pendidikan yang mendefinisikan tentang belajar :
  1. Moh. Surya (1981:32)  : “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang”.
  2. Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) :“Belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan pada susunan syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar”.
  3. Slamento (2003:2) :“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.
  4. T. Raka Joni (1981) : “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer”.
  5. S.B. Djamarah (2002 : 11) : "Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan".
  6. Witherington (1952) : “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
  7. Ernest R. Hilgard : “Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya”.
  8. Howard L Kingsly :“Belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan”.
  9. Winkel : “Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman”
  10. Gagne (1977)  : “Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu”. 
  11. Crow & Crow  (1958) : “ Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
  12. Hilgard (1962) : “Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”. 
  13. Di Vesta dan Thompson (1970): “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.lajar Menurut Ahli  

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan dari diri seseorang yang menyangkut semua aktifitas psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sebelum  dan sesudah belajar.

Minggu, 18 September 2011

TIPS SUKSES

Kesuksesan manusia tidak hanya ditentukan dari IQ (Intelligence Question) saja, peran EQ (Emotional Question) sangatlah menentukan. Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya Alfabet Keberhasilan Pribadi.
Mari kita lihat apa maksudnya :

A : Accept.
Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B : Believe.
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.

C : Care.
Pedulilah pada kemampuan anda meraih
 apa yang anda inginkan dalam hidup.

D : Direct.
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.

E : Earn.
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.

F : Face.
Hadapi masalah dengan benar dan yakin.

G : Go.
Berangkatlah dari kebenaran.

H : Homework.
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.

I : Ignore.
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.

J : Jealously.
Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.

K : Keep.
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.

L : Learn.
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

M : Mind.
Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.

N : Never.
Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.

O : Observe.
Amatilah segala hal di sekeliling anda.
Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.

P : Patience.
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.

Q : Question.
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.

R : Respect.
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.

S : Self confidence, self esteem, self respect.
Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri akan membebaskan kita dari saat-saat tegang.

T : Take.
Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.

U : Understand.
Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.

V : Value.
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.

W : Work.
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdoa.

X : X'tra.
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.

Y : You.
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.

Z : Zero.
Usaha nol membawa hasil nol pula.



Sumber : berbagai sumber

Sabtu, 17 September 2011

MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PBM


Media dapat di artikan sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran

Macam – macam Media :
  1. Berdasarkan gambar dan suara
    1. Media Auditif
Media yang mengandalkan kemampuan suara saja, contoh : radio tape recorder, piringan MP3.
    1. Media Visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan saja, contoh : slides, foto, gambar.
    1. Media Audiovisual
Media yang mempunyai unsure suara dan gambar.
-          Audiovisual diam, contoh : soundslides
-          Audiovisual gerak, contoh : video
  1. Berdasarkan liputannya :
    1. Media dengan daya liput luas dan serentak
    2. Media dengan daya liput terbatas
    3. Media untuk pengajaran individual
  2. Berdasarkan bahan pembuatannya :
    1. Media sederhana
    2. Media kompleks

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media :
  1. Obyektivitas
  2. Program pengajaran
  3. Sasaran program
  4. Situasi dan kondisi
  5. Kualitas teknik
  6. Keefektifan dan efisiensi pengguanaan

Kriteria Pemilihan media  (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ,1991;5) adalah :
  1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
  2. Dukungan terhadap isi bahan ajar
  3. Kemudahan memperoleh media
  4. Ketrampilan guru dalam menggunakannya
  5. Tersedia waktu untuk menggunakannya
  6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Langkah-langkah yang harus ditempuh guru jika PBM dengan menggunakan media :
  1. Merumuskan tujuan pengajaran
  2. Persiapan guru
  3. Persiapan kelas
  4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media
  5. Langkah kegiatan belajara siswa
  6. Langkah evaluasi pengajaran

Nilai-nilai praktis media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1991) adalah :
  1. Dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.
  2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
  3. Dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar
  4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
  5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur
  6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa
  7. Memperoleh pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna
  8. Bahan pelajaran akan lebihjelas maknanya, sehingga dapat lebih mudah dipahami siswa
  9. Metode mengajar akan lebih bervariasi
  10. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan

Sabtu, 03 September 2011

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMP/MTS (Lamp. Permendiknas)


SKL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
a.    Pendidikan Agama Islam SMP/MTs
1.      Menerapkan tata cara membaca Al-qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “Al”- Syamsiyah dan “Al”- Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf
2.      Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna
3.      Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan  menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah
4.      Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat
5.      Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para shahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara
b.    Pendidikan Agama Kristen SMP
1.      Menjelaskan karya Allah dan penyelamatan bagi manusia dan seluruh ciptaan
2.      Menginternalisasi nilai-nilai kristiani dengan menanggapinya secara nyata
3.      Bertanggung jawab terhadap diri dan sesamanya, masyarakat dan gereja sebagai orang yang sudah diselamatkan
c.    Pendidikan Agama Katolik SMP
1.      Peserta didik dapat menguraikan pemahaman tentang pribadinya  sebagai pria dan wanita yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatasan untuk berelasi dengan sesama dan lingkungannya.
2.      Peserta didik dapat menguraikan pemahamannya tentang Yesus Kristus dan bagaimana meneladani Yesus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan Allah  
3.      Peserta didik dapat menguraikan makna Gereja sebagai sakramen keselamatan dan bagaimana mewujudkannya dalam hidup nyata.
4.      Peserta didik dapat menguraikan pamahaman tentang hidup bermasyarakat dan bagaimana melaksanakan kehidupan bermasyarakat sesuai ajaran Firman Allah dan pengajaran Yesus Kristus.
d.    Pendidikan Agama Hindu SMP
1.      Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Asta Aiswarya, Awatara, Dewa dan Bhatara
2.      Memahami ajaran Sad Ripu, Sad Atatayi, Sapta Timira sebagai aspek diri yang harus dihindari
3.      Memahami latar belakang timbulnya Yadnya dan hakikatnya
4.      Memahami Weda sebagai kitab suci dan para Rsi penerima wahyu
5.      Memahami keberadaan orang suci agama Hindu
6.      Memahami hari-hari suci keagamaan dan hakikatnya
7.      Memahami ajaran kepemimpinan Hindu
8.      Memahami hubungan Bhuana Agung dan Bhuana Alit
9.      Memahami Dharma Gita, sejarah masuknya agama Hindu ke Indonesia,  dan keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
e.    Pendidikan Agama Buddha SMP
1.     Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan kebijaksanaan (panna)
2.     Membaca Paritta dan Dhammapada serta mengerti artinya
3.     Beribadah (kebaktian) dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan masing-masing aliran
4.     Meneladani sifat, sikap dan kepribadian Buddha, Bodhisattva, dan para siswa utama Buddha
5.     Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk memecahkan masalah
6.     Memahami sejarah kehidupan Buddha Gotama
7.     Mengungkapkan sejarah perkembangan agama Buddha
8.     Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di SMA
f.     Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs
1.      Memahami dan menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma  kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan,  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2.      Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan suasana kebatinan konstitusi pertama
3.      Menghargai perbedaan dan kemerdekaan dalam mengemukakan pendapat dengan bertanggung jawab
4.      Menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
5.      Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan kehidupan demokrasi dan kedaulatan rakyat
6.      Menjelaskan makna otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah
7.      Menunjukkan sikap kritis dan apresiatif terhadap dampak globalisasi
8.      Memahami prestasi diri untuk berprestasi sesuai dengan keindividuannya
g.    Bahasa Indonesia SMP/MTs
1.      Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara, pelaporan, penyampaian berita radio/TV, dialog interaktif, pidato, khotbah/ceramah, dan pembacaan berbagai karya sastra berbentuk dongeng, puisi, drama, novel remaja, syair, kutipan, dan sinopsis novel
2.      Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, pengalaman, pendapat, dan komentar dalam kegiatan wawancara, presentasi laporan, diskusi, protokoler, dan pidato, serta dalam berbagai karya sastra berbentuk cerita pendek, novel remaja, puisi, dan drama
3.      Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami berbagai bentuk wacana tulis, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama, novel remaja, antologi puisi, novel dari berbagai angkatan
4.      Menulis
Melakukan berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk buku harian, surat pribadi, pesan singkat, laporan, surat dinas, petunjuk, rangkuman, teks berita, slogan, poster, iklan baris, resensi, karangan, karya ilmiah sederhana, pidato, surat pembaca, dan berbagai karya sastra berbentuk pantun, dongeng, puisi, drama, puisi, dan cerpen

h.    Bahasa Inggris SMP/MTs
1.      Mendengarkan
 Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-hari
2.      Berbicara
 Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-hari
3.      Membaca
 Memahami makna dalam wacana tertulis interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-hari
4.      Menulis
 Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-hari
i.      Matematika SMP/MTs
1.      Memahami konsep bilangan real, operasi hitung dan sifat-sifatnya (komutatif, asosiatif, distributif), barisan bilangan sederhana (barisan aritmetika dan sifat-sifatnya), serta  penggunaannya dalam pemecahan masalah
2.      Memahami konsep aljabar meliputi: bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, persamaan dan pertidaksamaan linear serta penyelesaiannya, himpunan dan operasinya, relasi, fungsi dan grafiknya, sistem persamaan linear dan penyelesaiannya, serta  menggunakannya dalam pemecahan masalah
3.      Memahami bangun-bangun geometri, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, ukuran dan pengukurannya, meliputi: hubungan antar garis, sudut (melukis sudut dan membagi sudut), segitiga (termasuk melukis segitiga) dan segi empat, teorema Pythagoras, lingkaran (garis singgung sekutu, lingkaran luar dan lingkaran dalam segitiga dan melukisnya), kubus, balok, prisma, limas dan jaring-jaringnya, kesebangunan dan kongruensi, tabung, kerucut, bola, serta  menggunakannya dalam pemecahan masalah
4.      Memahami konsep data, pengumpulan dan penyajian data (dengan tabel, gambar, diagram, grafik), rentangan data, rerata hitung, modus dan median, serta  menerapkannya dalam pemecahan masalah
5.      Memahami konsep ruang sampel dan peluang kejadian, serta  memanfaatkan dalam pemecahan masalah
6.      Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan
7.      Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama
j.      Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
1.      Melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, melaksanakan percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil pengamatan dan pengukuran dalam tabel dan grafik yang sesuai, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikannya secara lisan dan tertulis sesuai dengan bukti yang diperoleh
2.      Memahami keanekaragaman hayati, klasifikasi keragamannya berdasarkan ciri,  cara-cara pelestariannya, serta saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam ekosistem
3.      Memahami sistem organ pada manusia dan kelangsungan makhluk hidup
4.      Memahami konsep partikel materi, berbagai bentuk, sifat dan wujud zat, perubahan, dan kegunaannya
5.      Memahami konsep gaya, usaha, energi, getaran, gelombang, optik, listrik, magnet dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
6.      Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya
k.    Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs
1.      Mendeskripsikan keanekaragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan
2.      Memahami proses interaksi dan sosialisasi dalam pembentukan kepribadian  manusia
3.      Membuat sketsa dan peta wilayah serta menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan
4.      Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di geosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
5.      Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan sejak Pra-Aksara, Hindu Budha, sampai masa Kolonial Eropa
6.      Mengidentifikasikan upaya penanggulangan permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan
7.      Memahami proses kebangkitan nasional, usaha persiapan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
8.      Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya dan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan, serta mengidentifikasi berbagai penyakit sosial sebagai akibat penyimpangan sosial dalam masyarakat, dan upaya pencegahannya
9.      Mengidentifikasi region-region di permukaan bumi berkenaan dengan pembagian permukaan bumi atas benua dan samudera, keterkaitan unsur-unsur geografi dan penduduk, serta ciri-ciri negara maju dan berkembang
10.  Mendeskripsikan perkembangan lembaga internasional, kerja sama internasional  dan peran Indonesia dalam kerja sama dan perdagangan  internasional, serta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia
11.  Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi serta mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya
12.  Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi berupa kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan
l.      Seni Budaya SMP/MTs
Seni Rupa
1.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni rupa terapan melalui gambar bentuk obyek tiga dimensi yang ada di daerah setempat
2.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni rupa terapan melalui gambar/ lukis, karya seni grafis dan kriya tekstil batik daerah Nusantara
3.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni rupa murni yang dikembangkan dari beragam unsur seni rupa Nusantara dan mancanegara.
Seni  Musik
1.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik lagu daerah setempat secara perseorangan dan berkelompok.
2.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik lagu tradisional nusantara secara perseorangan dan kelompok
3.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik lagu mancanegara secara perseorangan dan kelompok
Seni  Tari
1.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni  tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari daerah setempat
2.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni  tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari Nusantara
3.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni  tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari mancanegara
Seni Teater
1.      Mengapresiasi dan bereksplorasi teknik olah tubuh, pikiran dan suara
2.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni teater  terhadap keunikan dan pesan moral seni teater daerah setempat
3.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni  teater  terhadap keunikan dan pesan moral seni teater Nusantara
4.      Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni  teater  tradisional, modern dan kreatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater daerah setempat, Nusantara dan mancanegara
m.  Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs
1.      Mempraktekkan variasi dan kombinasi teknik dasar permainan, olahraga serta atletik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
2.       Mempraktekkan senam lantai dan irama dengan alat dan tanpa alat
3.       Mempraktekkan teknik renang dengan gaya dada, gaya bebas, dan gaya punggung
4.       Mempraktekkan teknik kebugaran dengan jenis latihan beban menggunakan alat sederhana
5.       Mempraktekkan kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti melakukan perkemahan, penjelajahan alam sekitar dan piknik
6.      Memahami budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan tubuh serta lingkungan, mengenal berbagai penyakit dan cara pencegahannya serta menjauhi narkoba
n.    Keterampilan SMP/MTs
Kerajinan
1.      Mengapresiasi dan membuat benda kerajinan untuk fungsi pakai/hias berbahan lunak alami maupun buatan dengan teknik lipat, potong dan rekat serta teknik butsir dan cetak dengan ragam hias tradisional, mancanegara maupun modifikasinya
2.      Mengapresiasi dan membuat benda kerajinan jahit dan sulam dengan ragam hias tradisional, mancanegara maupun modifikasinya
3.      Mengapresiasi dan membuat benda kerajinan anyaman dan makrame
4.      Mengapresiasi dan membuat benda kerajinan dengan teknik potong sambung dan teknik potong konstruksi dengan ragam hias tradisional, mancanegara maupun modifikasinya
5.      Mengapresiasi dan membuat benda kerajinan dengan teknik sayat dan ukir dengan ragam hias tradisional, mancanegara maupun modifikasinya
Teknologi Rekayasa
1.      Mengapresiasi dan menciptakan karya teknologi rekayasa alat penerangan dan alat yang menimbulkan suara dengan listrik arus lemah (baterai)
2.      Mengapresiasi dan menerapkan karya teknologi rekayasa penjernihan air dengan teknologi mekanis dan teknologi kimia
3.      Mengapresiasi dan membuat benda teknologi rekayasa alat yang berputar secara mekanis dan digerakkan dengan listrik
Teknologi Budidaya
1.      Mengapresiasi dan menerapkan teknologi budidaya pemeliharaan dan perawatan hewan unggas petelor dan bibit hewan unggas
2.      Mengapresiasi dan menerapkan teknologi budidaya tanaman obat dan tanaman hias yang menggunakan media tanah
3.      Mengapresiasi dan menerapan teknologi budidaya ikan air tawar dan ikan hias air tawar di dalam kolam
Teknologi Pengolahan
1.      Mengapresiasi dan menerapkan teknologi pengolahan manisan basah dan kering bentuk padat dari bahan nabati
2.      Mengapresiasi dan menerapkan teknologi pengolahan produk pengawetan bahan mentah nabati dan hewani dengan cara diasinkan
3.      Mengapresiasi dan menerapkan teknologi pengolahan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dengan cara dikeringkan