Rabu, 03 Oktober 2012

Pola Belajar Anak

Ada 8 tipe pola belajar menurut Robert M. Gagne, yaitu : 

1.Signal Learning (belajar signal atau tanda, isyarat)
         Tipe belajar ini menduduki tahapan hierarki (yang paling dasar). Signal learning dapat didefinisikan sebagai proses penguasaan pola dasar perilaku yang bersifat involunter (tidak disengaja dan didasari tujuannya). Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe belajar ini ialah diberikan stimulus secara serempak perangsang-perangsang tertentu dengan berulang-ulang
2.Stimulus-Respons Learning (belajar stimulus-respons,sambut rangsang)
          Tipe belajar II ini termasuk ke dalam operant or instrumental condition (Kible,1961) atau belajar dengan trial and error (Thorndike). Kondisi yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor reinforcement.
3.Chaining (mempertautkan)
           Chaining dan Verbal Association merupakan tipe belajar setaraf, ialah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R yang satu dengan yang lainnya. Tipe III berkenaan dengan aspek-aspek perilau psikomotorik dan tipe IV berkenaan dengan aspek-aspek belajar verbal. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya proses belajar ini antara lain secara internal terdapat pada diri siswa harus sudah terkuasai sejumlah satuan-satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Di samping itu, prinsip contiguity, repetition, dan reinforcement masih tetap memegang peranan penting bagi berlangsungnya proses chaining dan association tersebut.
4.Verbal Association (asosiasi verbal)
5.Discrimination Learning (belajar mengadakan perbedaan)
           Dalam tahap belajar ini, siswa mengadakan diskriminasi (seleksi dan pengujian) di antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya kemudian memilih pola-pola sambutan yang dipandangnya paling sesuai. Kondisi yang utama untuk dapat berlangsungnya proses belajar ini ialah siswa telah mempunyai kemahiran melakukan chaining dan association serta memiliki kekayaan pengalaman (pola-pola satuan S-R)
6.Concept Learning (belajar konsep, pengertian)
         Berdasarkan pesamaan cirri-ciri adari sekumpulan stimulus dan juga objek-objeknya ia membentuk suatu pengertian atau konsep-konsep. Kondisi utama yang diperlukan bagi proses berlangsungnya belajar tipe ini ialah terkuasainya kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya
7.Rule Learning (belajar membuat generalisasi, hukum-hukum)
           Pada tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi dari berbagai konsep (pengertian) dengan mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal sehingga siswa dapat membuat konklusi tertentu

8.Problem Solving (belajar memecahkan masalah)
Pada tingkat ini siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah (memberikan respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik) dengan menggunakan berbagai rule yang telah dikuasainya. Menurut John Dewey (Loree,1970:438-439) dalam bukunya How We Think, proses belajar pemecahan masalah itu berlangsung sebagai berikut:

• Become aware of the problem (menyadari adanya masalah)
Clarifying and defining the problem (menegaskan dan merumuskan masalahnya)
Searching for facts and formulating hypotheses (mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis)
Evaluating proposed solution (mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan)
Experimental verification (mengadakan pengujian atau verifikasi secara eksperimental, uji coba)

Referensi
Syaiful Bahri Djamarah,Aswan Zain (2002).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta

Tidak ada komentar: