Pendahuluan
Kenyamanan dalam menjalani aktifitas kehidupan merupakan
dambaan bagi setiap lapisan masyarakat, tanpa mengenal si kaya atau si miskin.
Namun harapan ini seakan sirna saat suatu daerah sebut saja desa, berkembang dengan cepat dan berubah menjadi
kota kecil seiring dengan pertumbuhan ekonominya sehingga terkesan sibuk dan
hiruk pikuk.
Desa yang berubah menjadi kota kecil yang berkembang ini tentu akan
menarik orang-orang desa untuk mengadu nasib. Akibatnya ….. semakin bertambah
penduduk dari migrasi desa ke kota. Dengan
pertumbuhan penduduk yang cepat tentu menambah permasalahan lagi, di
antaranya : tempat pemukiman, pekerjaan dan transportasi.
Perkembangan kota ini akhirnya tak terkendali.
Pembangunan perumahan, pasar, kantor, sarana dan prasarana transportasi dan
lain-lain berjalan tanpa penataan yang baik. Hal ini tentu menimbulkan
permasalahan lagi.
Perkembangan kota-kota di Indonesia dan di banyak
negara berkembang mengalami hal serupa dengan yang digambarkan di atas.
Permasalahan Fisik Kota
Sedikitnya ada 5 permasalahan yang krusial yang
menimpa sebagian besar kota di Indonesia, dan permasalahan ini seakan kurang
mendapat perhatian yang serius dan penanganan yang tidak tepat.
1. Sistem
Drainase
Pembangunan dan penataan
drainase yang buruk akan berakibat fatal yang tentunya merugikan. Dalam konteks
ini drainase yang dimaksud tidak hanya saluran pembuangan air di lingkungan
rumah tangga tapi juga mencakup perumahan yang dibangun developer, jalan raya,
pasar, sungai, dan lain sebagainya.
Masalah yang terjadi di beberapa
daerah di antaranya :
-
Selokan di pinggir jalan terlalu kecil, kurang
berfungsi (karena banyak sedimen), bahkan ada yang tidak disediakan.
-
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
drainase sehingga banyak yang tidak memiliki
-
Daya dukung sungai sebagai muara pembuangan air
semakin lemah karena terjadi
penyempitan, pendangkalan dan alih fungsi bantaran sungai.
2.
Daerah Resapan
Sesungguhnya debit air di muka
bumi relative tetap. Intensitas hujan dari masa ke masa sebenarnya relative
sama, yang membedakan adalah proses infiltrasi dari air hujan. Proses
infiltrasi air hujan semakin berkurang, hal ini terpengaruh oleh bangunan yang
ada permukaaan tanah (gedung, jalan, dan lain sebagainya)
3.
Sampah dan Limbah
Nah ini....
Mungkin pembaca masih ingat
tatkala Bandung yang terkenal dengan Paris van Java berubah menjadi kota
terkotor/kota sampah.
Ketidaktepatan penanganan sampah
akan berakibat fatal bagi kota tersebut. Permasalahan sampah tidak bisa dibuat
ringan, ini perlu penanganan serius, terarah, tepat sasaran dan untuk jangka
panjang.
Sudah saatnya para pemangku
kebijakan menangani masalah sampah dan limbah industry dengan sungguh-sungguh,
tidak hanya berpikir tempat pembuangan dan sarana pengangkut sampah saja, lebih
dari itu, menangani sampah yang tepat, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Penanganan sampah dengan pola
reduce, reuse dan recycle adalah alternatif yang sangat tepat.
4.
Open Space
Hiruk pikuk kota, kebisingan,
polusi udara akan berakibat pada tingginya tingkat stress penduduk kota.
Untuk mengatasi hal tersebut
perlu adanya daerah terbuka, bisa berupa taman kota atau hutan kota.
Fungsi dari daerah terbuka ini
diantaranya :
-
Sebagai peredam kebisingan
-
Sebagai penghasil oksigen (O2) yang dibutuhkan
makhluk hidup
-
Sebagai daerah penyejuk
-
Sebagai daerah resapan air
-
Sebagai arena bermain
-
Sebagai tempat istirahat, olah raga dan lain
sebagainya
5.
Pemukiman
Pemukiman penduduk termasuk kebutuhan
utama bagi penduduk kota. Tidaklah heran jika pembangunan perumahan merupakan
bisnis yang menggiurkan dan berprospek baik.
Penataan pola pemukiman penduduk yang
baik tidak hanya berhubungan dengan keindahan kota, lebih dari itu. Penataan
ini harus tepat dengan perencanaan jangka panjang mengingat pemukiman penduduk
berhubungan dengan alih fungsi lahan yang akan berimplikasi pada berkurangnya
daerah resapan, daerah hijau dan lahan terbuka serta penambahan material
sampah.
Penutup
Banjir, kemacetan, tanah longsor dan kekeringan bukanlah
masalah, yang menjadi permasalahan adalah pembangunan yang dilaksanakan oleh
manusia yang mengabaikan keseimbangan alam.
Terasa indah jika kita bersahabat dengan alam….
Terasa nyaman jika kita membangun dengan konsep
berwawasan lingkungan….
Hukum sebab akibat berlaku dalam kehidupan ini, jika
kita tak mau bersahabat dengan alam tentu kita dan generasi yang akan datang
akan menerima konsekuensi dari permusuhan ini ( bencana ).
Bagi daerah yang berkembang dan kota-kota kecil tidaklah salah jika
kita belajar dari masalah-masalah fisik kota besar (Jakarta, Bandung, dan lain-lain) yang terjadi saat ini.
Pembuatan Rencana Tata Ruang / Rencana Tata Ruang
Wilayah dengan baik dan dirancang untuk jangka panjang dan mengedepankan konsep
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan ini harus didukung dengan
Regulasi dan pengawasan serta sanksi yang tepat dan baik.
Sosialisasi kepada masyarakat sangatlah berguna
untuk kelancaran pembangunan.
Tak ada salahnya kita berbuat baik untuk masa depan karena benar ada
pepatah mengatakan bahwa alam ini bukanlah warisan dari nenek moyang melainkan
titipan anak cucu kita.
Semoga
tulisan yang sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar