Masyarakat Indonesia dan Asal Bangsa Indonesia
Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berasal dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Umumnya,
istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut,
manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat Indonesia adalah sekelompok manusia
yang mendiami wilayah Indonesia yang memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama.
Berikut ini beberapa teori tentang asal masyarakat Indonesia yang tentunya menarik bila kita simak.
Teori Awal Tentang Yunan
Teori ini dikemukakan oleh sejarawan kuno
sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau
lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968)
Berdasarkan kajian mendalam atas
kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di bagian Pasifik
disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi) secara bergelombang
dari Asia sebelah Utara menuju Asia bagian Selatan.
Mereka ini
kemudian mendiami wilayah berupa pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar
(Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Chili), Taiwan, dan Selandia Baru yang
selanjutnya wilayah tersebut dinamakan wilayah berkebudayaan Austronesia. Teori
mengenai kebudayaan Austronesia dan neolitikum inilah yang sangat populer di
kalangan antropolog untuk menjelaskan misteri migrasi bangsa-bangsa di masa
neolitikum (2000 SM hingga 200 SM,
Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan.
Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum.Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan.
Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan.
Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum.Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan.
Teori
Linguistik
Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan.
Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’.Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.
Dalam pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya.. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia.
Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar , hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.
Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan.
Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’.Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.
Dalam pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya.. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia.
Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar , hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.
Pendekatan
Teori Genetika
Teori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika. Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’.Teori ini memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik
Teori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika. Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’.Teori ini memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik
Dengan
menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul
Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal
dari bangsa Austronesia yang mendiami Kepulauan Formosa (Taiwan).
Teori
Sunda
Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat).
Hal senada diungkapkan Prof. Moh. Yamin menyatakan Asal bangsa Indonesia dari daerah Indonesia sendiri pendapat ini didukung suatu pernyataan tentang Blood Und Breden Unchro yang artinya darah dan tanah bangsa indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat).
Hal senada diungkapkan Prof. Moh. Yamin menyatakan Asal bangsa Indonesia dari daerah Indonesia sendiri pendapat ini didukung suatu pernyataan tentang Blood Und Breden Unchro yang artinya darah dan tanah bangsa indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
Fosil dan
artefak itu lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah Indonesia
dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Asia. Misalnya dengan penemuan
manusia purba sejenis Homo soloensis, Homo wajakensis.
Berdasarkan teori - teori tersebut di atas, bisa saja kita menyetujui atau membantahnya karena kesemuanya baru merupakan teori yang mungkin suatu saat akan ada yang menemukan suatu teori yang baru yang mungkin lebih akurat.
Berdasarkan teori - teori tersebut di atas, bisa saja kita menyetujui atau membantahnya karena kesemuanya baru merupakan teori yang mungkin suatu saat akan ada yang menemukan suatu teori yang baru yang mungkin lebih akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar