"Bahkan, banyak yang mengatakan fenomena itu menyebabkan kiamat. Padahal, tidak ada yang bisa memprediksi kapan kiamat terjadi. Informasi ini penting untuk diketahui agar kita bisa melakukan mitigasi bencana. Namun, hal ini jangan sampai membuat kita cemas dan takut, apalagi mengaitkannya dengan hal-hal mistis,” tegas Kepala Observatorium Bosscha Hakim L Malasan kepada wartawan, Minggu (1/1/2011).
Hakim menerangkan, pada 2003 lalu badai matahari pernah terjadi dan sempat membuat listrik padam di kawasan Kanada dan Alaska yang juga menimpa kawasan Inggris Raya. Pada 2005, badai matahari juga menyebabkan sejumlah jadwal penerbangan di dunia tertunda akibat cuaca ekstrem.
Terakhir, lanjut dia, pada 26 Desember 2011 lalu, NASA juga mendeteksi terjadinya badai matahari yang mengakibatkan semburan lidah api matahari. Pada saat yang sama, Hakim mengaku beberapa alat telekomunikasi tidak berfungsi tetapi terlalu dini baginya untuk mengaitkan kedua hal tersebut. Untuk itu, Hakim mengaku badai matahari itu menyebabkan sejumlah kerusakan satelit komunikasi yang memengaruhi kehidupan di bumi.
Sebelumnya, pada 2012 ini diperkirakan akan terjadi badai matahari. fenomena luar angkasa itu terjadi akibat siklus matahari setiap 11 tahun sekali. Dia menjelaskan, badai matahari itu pernah terjadi pada 2001 lalu. Berdasarkan siklus, diperkirakan badai itu kembali terjadi antara 2012-2014.
“Berdasarkan siklus, aktivitas matahari akan meningkat pada 2012. Namun, berdasarkan berbagai penelitian, siklus itu akan bergeser antara 2013 dan 2014. Tingkat aktivitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan siklus matahari pada 2001,” katanya.
Menurutnya, badai matahari tersebut tidak akan menyebabkan kepunahan manusia seperti teori katastrofi yang dianut sebagian ilmuwan. Badai tersebut, kata dia, hanya berpotensi menyebabkan kerusakan satelit dan komunikasi radio serta perubahan iklim yang ekstrem seperti terjadinya badai el nino dan la nina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar