Upacara Adat Ngarot |
Kata Ngarot dari bahasa Sansekerta berarti Ngaruwat
artinya membersihkan diri dari segala noda dan dosa akibat kesalahan tingkah
laku seseorang atau sekelompok orang pada masa lalu. Sedangkan menurut bahasa
Sunda kuno Ngarot mempunyai arti minum, oleh pribumi disebut Kasinoman, karena
pelakunya para kawula muda ( si enom artinya anak muda ). Jadi Ngarot adalah
pesta "minum-minum atau kasinoman" sementara pendapat umum pesta
ngarot adalah mencari jodoh, namun penulis membantah bahwa hal tersebut (pendapat
umum) itu tidak benar.
Ngarot bermaksud mengumpulkan para muda mudi yang akan
diserahi tugas pekerjaan program pembangunan di bidang pertanian sambil
menikmati minuman dan hiburan kesenian di balai desa. Acara pertemuan tersebut
penuh keakraban dan saling bermaafan bila ada kesalahan diantara mereka. Pada
dasarnya yang paling utama dari pertemuan tersebut agar para muda mudi
menyadari bahwa tidak lama lagi mereka akan turun ke sawah, bekerja dan
mengolah sawah bersama-sama, gotong royong saling bahu membahu secara sukarela,
maka acara tersebut dinamakan “durugan”
Ngarot bertujuan untuk membina pergaulan yang sehat, agar
para muda mudi saling mengenal, saling menyesuaikan sikap, kehendak dan tingkah
laku yang luhur sesuai dengan nilai-nilai budaya nenek moyang. Ngarot adalah
suatu metode atau cara untuk menggalang dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan
dikalangan para muda mudi khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Upacara adat Ngarot melibatkan berbagai peserta dan
perangkat kegiatan, seperti muda mudi, kepala desa dan isteri paea pamong desa,
para wakil lembaga desa, seniman, di iringi beberapa bentuk kesenian
tradisional seperti seni topeng, ronggeng ketuk, musik tanjibor dan reog serta
sampyong.
Waktu pelaksanaan upacara adat Ngarot secara turun
temurun dan jatuh pada hari Rabu wekasan yaitu antara bulan Oktober dan
Nopember, dilaksanakan satu kali pada setiap tahunnya selama sehari semalam
penuh.Sebelum menentukan hari pelaksanaan upacara Ngarot, sedikitnya dua kali
Kepala Desa mengadakan rembuk desa sebagai persiapan pelaksanaan upacara
tersebut. Rernbuk desa pertama mengumpulkan para pamong, lembaga desa, seperti
LMD, LKMD, PPK dan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk menetapkan waktu,
hari, dan tanggal pelaksanaan upacara. Setelah ada keputusan, baru diumumkan
oleh Kuwu pada waktu upacara sedekah bumi. Rembuk desa kedua mengumpulkan muda
mudi calon peserta upacara adat Ngarot untuk menetapkan corak dan warna pakaian
para muda mudi dan ketentuan-ketentuan lainnya.
Tata caranya adalah sebagai berikut :
1. Kuwu menyerahkan benih padi unggul kepada
perwakilan pemuda maksudnya agar benih tersebut untuk ditanam atau disebar.
2. lbu Kuwu (isteri Kepala Desa) memberikan
sebuah kendi berisikan air putih bermaksud untuk mengobati tanaman padi yang
telah disebar atau ditanam atau sebagai lambang pengairan.
3. Tua desa menyerahkan pupuk kepada seorang
perwakilan pemuda bermaksud agar tanaman tetap subur harus dipupuk.
4. Raksa bumi menyerahkan alat pertanlan
seperti cangkul kepada seorang perwakilan pemuda bermaksud untuk mengola tanah
lahan pertanian dengan sempurna.
5. Lebe menyerahkan sepotong ruas bambu
kuning, daun andong, kelaras daun pisang, kepada perwakilan pemuda, bermaksud
menghindari agar tanaman terhindar dari serangan hama penyakit dan benda tersebut
ditancapkan di pesawahan.Sumber : http://inuyzap.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar